• SDS PLUS 2 AL-MUHAJIRIN PURWAKARTA
  • Become The Best Among The Best

SIAPA YANG TIDAK KENAL BLENDED LEARNING

Oleh: Nina Maryanih, S.Ud

 

Alasan memilih menerapkan metode ini

Keluhan dari sejumlah orangtua yang mengalami kesulitan untuk memenuhi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara full online yang telah berjalan selama ini, baik dalam hal akses internet, kurangnya pengetahuan tentang IT, tidak adanya hp yang lengkap terhadap aplikasi-aplikasi kekinian,  hingga banyaknya tugas-tugas yang diberikan ke siswa, membuat semua pihak harus terus mengevaluasi dari berbagai hal.

Melihat hal ini SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta, melakukan kuesioner tehadap segala kendala yang dihadapi dari sisi orangtua, siswa dan guru. Mengacu pada hasil evaluasi tersebut  dan melihat Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa darurat Penyebaran Corona virus Disease (covid-2019), dan kebijakan Daerah Purwakarta, maka KBM yang kami ciptakan terus berusaha mewujudkan KBM online yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa kami.

Maka penggunaan metode Blended Learning adalah salah satu pilihan yang terbaik untuk saat ini agar pembelajaran siswa dapat lebih bermakna. Karena menurut Harding, Kaczynski dan Wood (2005), Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online (terutama yang berbasis web) dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan, bermakna dan fleksible.

Aktivitas yang dilakukan bersama siswa

Aktivitas yang para guru-guru lakukan diantaranya menyajikan pembelajaran mendongeng dan bernyanyi melalui video youtube yang dibuat langsung oleh guru-guru SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta, sehingga para siswa masih terus merasakan ruh pembelajaran seperti di sekolah, karena langsung diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Begitu antusiasnya mereka ikut bernyanyi dan mendengarkan dongeng dengan senang hati.

Selain itu kegiatan vokasional yang menambah pembiasaan siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap kegiatan di rumah dengan membantu orang tua, membuat kebersamaan anak-anak dan orangtua di rumah semakin bermakna. Juga kami menyajikan pembelajaran bagaimana siswa membuat minuman herbal sederhana untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh mereka.

 

    Dan untuk mewadahi berbagai bakat siswa yang beraneka ragam, maka kami menyajikan pembelajaran berbasis challenge sehingga membuat siswa semakin bersemangat dalam mengasah berbagai kemampuannya. Antusias siswa mengikuti challenge yang Kepala Sekolah kami sajikan Ibu Hj. Lia Yulindaria, M.Pd sangat luar biasa, dilihat dari hasil-hasil yang mereka kirimkan kepada kami.

Kegiatan guru-guru kami salah satunya seperti yang disampaikan Kepala Sekolah SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta Ibu Hj. Lia Yulindaria, S.P, M.Pd, yaitu seorang guru wajib menciptakan pembelajaran yang membuat para siswa merasa bahagia, tidak hanya pada teknis pembelajaran, namun bagaimana guru mampu membuat perasaan semua siswa berbahagia dalam menjalani proses belajar. Dengan bahagia yang dirasakan maka pembelajaran akan semakin bermakna dan menyenangkan serta mudah diserap oleh siswa. Tidak bedanya dengan kita dalam melakukan suatu pekerjaan atau profesi, apabila lingkungan dimana kita bekerja menyenangkan, perasaan kita bahagia, maka pekerjaan yang kita hasilkan juga maksimal. Itulah betapa pentingnya seorang guru juga dapat menciptakan kebahagiaan pada siswanya selama proses belajar mengajar. Dan guru diharapkan mampu menstimulus siswa agar membaca buku, mencari berbagi literasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Literasi yang dimaksud juga bukan hanya sekedar bacaan saja tapi berbagai hal lainnya, seperti kecakapan dalam IT dimana siswa mampu mengoperasikan komputer juga itu merupakan literasi.

Tantangan yang dihadapi

Adapun tantangan pembelajaran blended learning adalah guru dituntut lebih kreatif dalam menyajikan pembelajaran, karena pembelajaran harus berjalan pada 2 kondisi yaitu anak-anak yang luring dan menyajikan pembelajaran bagi anak-anak yang daring, bagaimana mereka dapat menyerap pembelajaran dari materi yang disajikan oleh para guru. Bila memungkinkan para guru juga menyajikan pembelajaran hybrid learning, serta gurupun harus  mampu memaksimalkan dalam menggunakan jaringan internet, dan mendesain pembelajaran yang menarik untuk diikuti secara online.

Tantangan berikutnya  bagi para guru aktivitas dalam blended learning yang dilakukan harus melalui pembelajaran dalam konteks tertentu, interaksi dengan guru dan konten ajar. Pembelajaran ini diaktualisasikan melalui integrasi antara luring dan daring, pengembangan kompetensi komputer dan kemampuan bersosial secara beriringan, serta memadukan konsep eksperimental dan konseptual, kesadaran diri, literasi dan kompetensi teknologi, kurang efektifnya teknologi, dan masih banyak lagi.

Pada akhirnya, teknologi menjadi sebuah keniscayaan di bidang pendidikan, terbukti dari eksistensi blended learning. Meskipun metode pembelajaran satu ini masih menemui sejumlah tantangan, seluruh pihak berkepentingan dapat memperoleh manfaat darinya. Tinggal direalisasikan melalui kolaborasi untuk memajukan pendidikan dan pembelajaran.

            Kendala yang muncul dari siswa antara lain masih ada beberapa siswa yang tidak mempunyai smartphone, orang tua/wali murid yang bekerja sehingga tidak bisa mendampingi siswa dalam proses pembelajaran,  kesulitan melaksanakan pembelajaran jika sarana dan prasana tidak mendukung, dan kendala utama yaitu jaringan internet yang tidak stabil.

 

Seberapa efektif metode ini diterapkan?

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini bagi guru dan siswa dinilai sangat efektif, diantaranya lebih menghemat waktu dan biaya, karena tidak setiap hari siswa menggunakan smartphone dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu, siswa mudah mengakses materi dan leluasa mempelajari materi secara online, guru dan peserta didik dapat berdiskusi di luar jam tatap muka, guru dapat dengan mudah menambahkan materi pelajaran dengan fasilitas internet, dapat memperluas jangkauan pembelajaran dan pelatihan, hasil belajar lebih optimal, meningkatkan daya tarik peserta didik dalam belajar, karena di zaman ini smartphone menjadi salah satu teman terbaik bagi peserta didik, tinggal bagaimana guru dan orangtua dapat mengarahkan, membimbing kepada siswa agar bijak dalam menggunakan smartphone.

Selain itu siswa juga belajar mandiri, karena banyak sumber belajar yang dapat diakses oleh peserta didik. Sumber belajar tidak terbatas pada apa yang dimiliki guru maupun perpustakaan sekolah saja, akan tetapi juga internet yang tidak terbatas ruang dan waktu.

            Dalam penggunaan metode ini guru dapat menyajikan pembelajaran berbasis masalah. Peserta didik akan diajak secara aktif untuk mendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif pemecahannya, serta melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Evaluasi / penilaian dalam Blended Learning didasarkan pada proses dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian portofolio. Penilaian model Blended Learning juga perlu melibatkan tidak hanya otoritas guru, tetapi juga penilaian oleh orangtua dan dari diri sendiri peserta didik.

 

Profil Penulis

 

            Penulis bernama Nina Maryanih, S.Ud, akrab disapa Nina, lahir di Jakarta, 16 Desember 1979. Dari orangtua yang bernama Ibu Hj.Murtinah dan bapak H.Cecep Mudakir. Status sudah menikah pada tahun 2001 dengan Tri Wahyudi dan dikaruniai 4 orang anak, 1 laki-laki dan 3 perempuan (Alwan Nurrohman, Khairunisa Salsabila, Adiba Azkiya Rahma dan Zhafira Yumna Salsabila).

            Penulis pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai PPIC (Plan Product Inventory Control) dari tahun 1998-2002. Dan sebagai QC (Quality Control) pada tahun 2003. Ditahun 2006 penulis bersyukur karena cita-cita yang diimpikannya sejak kecil menjadi guru terwujud. Awal mulai mengajar di TKA Miftahul Huda Tegal Munjul pada tahun 2006 sampai tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis mengajar di SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta dan melanjutkan pendidikannya di STAI Al-Muhajirin jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Pada tahun 2013 penulis dipercaya oleh kepala sekolah SD Plus 2 Al-Muhajirin untuk memegang bidang kurikulum sampai sekarang.

Bergabung di Yayasan Al-Muhajirin adalah rizki dan anugrah terbesar dari Allah buat penulis. Banyak ilmu dan pengalaman yang penulis dapatkan disini. Bersyukur dan bersyukur yang dapat penulis lakukan saat ini.  Motto penulis “Jadilah guru yang bermakna buat siswa kita, bukan hanya menjadi guru yang bernilai tinggi”.

Penulis bisa dihubungi di:

Email               : ninamaryanih79@gmail.com

FB                   : Nina Maryanih

HP/Wa             : 081808094333

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Atomic Habits Program, Seni Membangun Karakter dan Prestasi Siswa

Oleh : Lia Yulindaria, S. P., M. Pd (liayulindaria@gmail.com / 087879835085)          Saya Lia, kepala sekolah sebuah Sekolah Dasar swasta di Kabup

02/07/2022 22:05 - Oleh Administrator - Dilihat 138 kali